Ban kendaraan sehari-hari

Ban kendaraan untuk penggunaan sehari-hari tentunya berbeda dengan ban yang digunakan di lintasan balap. Jika ban balap dirancang tanpa alur (slick tyre) itupun ada beberapa baigian bila di gunakan di lintasan seprti:
ban medium, ban hard, ban soft , super soft sedangkan ban untuk kebutuhan onroad dilengkapi alur.
Alur pada ban, jelas Sport Segment Business Manager Michelin Indonesia, Refil Hidayat, dibuat dalam dua model, yakni simetris dan asimetris. Refil mengatakan pola kembangan pada ban, juga dipengaruhi dari speed index (batas kecepatan) yang mampu dicapai oleh ban.
" simetris di gunakan untuk berkendaraan kecepatan rendah,
asimetris  merupakan sebaliknya dari simetris, angka speed index-nya tinggi ," jelasnya.
Polanya dibuat mengikuti speed index karena ini akan memengaruhi performa ban baik saat melintas di jalan kering atau basah. Ban dengan speed index berkode 'S' yang memiliki speed index 180 kilometer per jam, maka mobil yang memakai ini bisa menggunakannya di jalanan kering atau basah.
Ban dengan alur simetris, kata dia, didesain untuk memaksimalkan alur dalam menampung air sebanyak-banyaknya saat berkendara di jalan basah. Sementara hal sebaliknya terjadi pada ban dengan alur simetris.
"ciri dari ban simetris, bagian luar alurnya itu kecil-kecil. Sehingga memaksimalkan jumlah rubber, ini akan memberikan grip maksimal saat di jalan kering. Apalagi saat menikung di kecepatan tinggi, maka berat akan lari keluar semua. Kalau rubber sedikit kemungkinan celakanya tinggi," tutup Refil.