akademisi dan praktisi perbankan di Indonesia berkumpul di bayuwangi

Banyuwangi dipilih sebagai tempat workshop para akademisi dan praktisi perbankan di Indonesia, yang digelar Bank Indonesia Institut, di Hotel Santika, Banyuwangi, Rabu (14/12/2016).
Sekitar 50 pelaku perbankan membahas Keterkaitan Antar Kebijakan Makro "Financial Programing and Policies' (FPP).
Menurut Deputi BI Institute, M Setyawan Santoso, dipilihnya Banyuwangi sebagai lokasi workshop dan diskusi, karena Banyuwangi telah menunjukkan peningkatan ekonomi yang sangat signifikan.
"Dalam beberapa tahun ini, ekonomi Banyuwangi sangat signifikan. Sehingga kami memilih untuk menggelar workshop di sini," kata Setyawan kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Menurut Setyawan BI Institute ingin membagikan ilmu terkait policy programming di Banyuwangi mengenai pendidikan keterkaitan antar kebijakan makro.
Para pelaku perbankan ini berada di Banyuwangi selama empat hari. Kegiatan ini diikuti oleh karyawan BI, perwakilan pemerintah daerah seluruh Jawa Timur, dan akademisi dari universitas se-Jatim.
"Dalam dua hari ada simulasi antar kebijakan. Jadi misal ada satu program mengenai kebijakan di satu sektor, nanti bagaimana keterkaitannya dengan sektor lain," ujar Setyawan.
Dengan workshop ini, Setyawan berharap bisa menambah pengetahuan bagi para stakeholder di Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan,
membutuhkan kolaborasi bersama agar keuangan di Banyuwangi dapat meningkat.
"Kami berharap perbankan terus mendorong, tidak hanya kredit konsumsi yang naik tapi juga kredit produktif. Sehingga dengan begitu dampak kesejahteraan kepada masyarakat akan terus naik," kata Anas yang juga turut menjadi nara sumber dalam acara tersebut.
Anas mengatakan, dalam workshop ini tidak hanya di dalam ruangan saja, nantinya para ‎peserta akan turun lapangan.