Anies merasa prihatin saat kampanye di pulogadung

Suasana riuh kampanye calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (21/12/2016) kemarin, ‎berubah menjadi sedih.
Dalam sesi tanya jawab, seorang ibu bernama Maesaroh (50) bercerita kepada Anies mengenai kesulitan hidupnya.
Maesaroh yang mengenakan daster warna hijau pudar, mengaku anaknya selalu terlambat ujian sekolah‎ karena belum bayar uang SPP.
"Pak Anies, anak saya tidak bisa ikut ujian pak karena belum bayar SPP," kata dia.
Sambil meneteskan air mata, Maesaroh mengatakan dirinya memang kesulitan untuk membayar uang SPP sekolah anaknya. Jangankan uang sekolah, untuk kehidupan sehari-hari saja ia kesulitan untuk memenuhinya.
"Saya ini orang minim pak, untuk kehidupan setiap hari aja sulit‎," ujarnya.
Mendengar cerita tersebut, warga yang berada di lokasi kampanye juga ikut meneteskan air mata, apalagi saat suara Maesaroh terbata-bata menceritakan kesulitan hidupnya tersebut.
Kepada Tribunnews, Maesaroh mengatakan meski hidup yang dijalaninya sulit, i‎a ingin anaknya sekolah. Ia ingin anaknya berhasil di kemudian hari karena mendapatkan pendidikan yang baik.
Namun, ternyata menurutnya‎ menyekolahkan anak bukan hal mudah. Ia harus meminjam uang untuk membayar SPP dua anak perempuannya yang sekolah di bangku SMP dan Madrasah Aliyah .
Mendengar cerita tersebut, Anies mengaku sangat prihatin. Mantan ketua komite etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengaku tidak tega dengan kondisi yang diceritakan ibu beranak dua tersebut.

Anies menekankan bahwa institusi pendidikan seperti sekolah tidak boleh menahan ijazah atau menunda ujian, hanya karena permasalahan dana. Untuk menanggulangi hal tersebut, Anies akan mengupayakan regulasi bagi pihak sekolah agar kejadian yang dialami oleh Maesaroh tidak terjadi lagi.

"Sekolah tidak boleh menghambat ujian atau menahan ijazah, oleh karenanya ke depan saya pastikan hal tersebut tidak akan terjadi lagi," tegasnya.
Sebab, menurut Anies, ia bersama Sandiaga Uno merancang program KJP Plus, di mana warga dapat bantuan uang tunai selain dengan fasilitas sarana-prasarana yang berbentuk barang.
"Karena kebutuhan tiap anak berbeda-beda. Ada yang digunakan untuk prakarya, membeli seragam, membayar kebutuhan sekolah lainnya, termasuk bisa untuk ujian," tutur Anies.
Program KJP Plus adalah program yang menggabungkan antara KJP yang berbentuk barang, dengan KIP berbentuk tunai. KJP Plus sendiri direncanakan akan diterima oleh seluruh anak di Jakarta, sehingga anak putus sekolah dapat mengejar paket kelulusan maupun kursus. Terdapat keunggulan lain dari program KJP Plus, seperti adanya diskon untuk barang kebutuhan sekolah.