Festival Dokumenter Budi Luhur

 Based on a desire to repeat the success of 2014 and 2015, the festival was attended by over 500 people from various circles of students and the public, by playing more than 50 works of Documentary and produce 5 best works from each category Students and Students, Budi Luhur Documentary Festival will be held for the third time in 2016.
Kaprodi FIKOM, Bintarto Wicaksono, SPT, MSn. explained Budi Luhur Documentary Festival 2016 comes with a new concept and more varied.
"Not only focused on the national documentary competition, this year, Budi Luhur hold Documentary Festival Call for Article, the collection of papers in the form of articles," said Bintaro Wicaksono.
The article says the theme "Redefining Documentary" which focuses on understanding, comprehension, closeness and the concept of the documentary itself.
Writings of activists, academics, and practitioners of the documentary will be published in book form, which will be launched on the awards night.
Whereas, for the documentary competition, Budi Luhur Documentary Festival 2016 entitled "Local Wisdom" which raised the archipelago culture and cultural life of the community.
Universitas Budi Luhur also spread its wings to also invited participants not only students of internal courses Production Documentary, but also include high school students and equal, the university level, covering the entire territory of Jakarta, as well as the general public to participate and compete in making documentaries , in order to train the spirit of competition participants, stimulating creative ideas and expressing ideas into the form of audio-visual interest.

Meanwhile, Iqbal Naufal as chairman FDBL Documentary Festival 2016 reveals Budi Luhur is an annual big event that is realized by Budiluhur TV. Budi Luhur Documentary Festival 2016 theme is "Local Wisdom", with a series of activities: Call for Article, Call for Documentary Workshop, Roadshow, Screening & amp; Discussion and ends with the awards night (Awarding Night). "
In the year before his Budi Luhur Documentary Festival invites three juries to assess the work of the documentary of the participants.
"But this year, Festival of Documentary Budi Luhur invited five judges as well as to assess the films that will be contested diantarnya, Priadi Soefjanto (Practitioner Photography), Djarot Suprajitno (Producer Rajawali TV), Dandy Dwi Laksono (WatchDoc), IGP Wiranegara ( jury Eagle Awards), Gerzon Ayawaila (IKJ), Naratama Rukmananda (VOA America), "said Iqbal Naufal.
One of the jurors FDBL Priadi Soefjanto 2016, giving meaning and significance of the theme this year is "Local Wisdom".
"Friends committee and friends in Budi Luhur want to use the media Documentary on themes of being a store of potential for the future of Indonesia. Where we can find something that is going on around us, unique, different from the others, but inside it must have values ​​your wisdom. The important thing is that it is made up by an local geniusis then usahakann find embedded followed by a group of people. Values ​​in this policy themes such wisdom and good value dya niali be great for people to follow, it is sought, "he explained.
Jury FDBL other 2016, Djarot Suprayitno also gave some insight into the reasons why this year the theme of Local Wisdom.
"Very appropriate if FDBL this year the theme Kerifan Lokal.setiap years this campus community the opportunity to engage unutuk masyarakatt prove that we deserve for our respect. We herewith Budiluhur.TV, concentration and Broadcast Journalism, Faculty of Communication, University of Budi Luhur Budi Luhur present Documentary Festival 2016, "he said.

see in indonesia
Berlandaskan keinginan untuk mengulang kembali kesuksesan pada tahun 2014 dan 2015, festival yang di hadiri lebih dari 500 orang dari berbagai kalangan pelajar, mahasiswa dan publik, dengan memutarkan lebih dari 50 karya Dokumenter serta menghasilkan 5 karya terbaik dari masing-masing Kategori Pelajar dan Mahasiswa, Festival Dokumenter Budi Luhur akan kembali digelar untuk yang ketiga kalinya pada tahun 2016 ini.
Kaprodi FIKOM, Bintarto Wicaksono, SPT,MSn. menjelaskan Festival Dokumenter Budi Luhur 2016 hadir dengan konsep baru dan lebih variatif.
"Tak hanya terfokus pada kompetisi dokumenter nasional, di tahun ini, Festival Dokumenter Budi Luhur mengadakan Call for Article, pengumpulan karya tulis dalam bentuk Artikel," ungkap Bintaro Wicaksono.
Artikel dikatakannya mengambil tema “Redefining Documentary” yang fokus kepada pengertian, pemahaman, kedekatan dan konsep dari dokumenter itu sendiri.
Karya tulis dari para penggiat, akademisi, dan praktisi dokumenter tersebut akan diterbitkan dalam bentuk buku, yang rencananya akan di-launching pada malam penghargaan.
Sedangkan, untuk kompetisi dokumenter, Festival Dokumenter Budi Luhur 2016 mengambil tema “Kearifan Lokal” yang mengangkat budaya nusantara dan kultur kehidupan masyarakat.
Universitas Budi Luhur pun melebarkan sayapnya dengan turut mengundang peserta yang tak hanya mahasiswa internal matakuliah Produksi Dokumenter, namun juga mengikutsertakan siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat, tingkat Universitas, yang mencakup seluruh wilayah Jakarta, serta masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi dan berkompetisi dalam membuat karya dokumenter, guna melatih jiwa kompetisi peserta, merangsang ide-ide kreatif dan menuangkan gagasan tersebut ke dalam bentuk audio-visual yang menarik.

Sementara itu, Iqbal Naufal selaku ketua FDBL 2016 mengungkapkan Festival Dokumenter Budi Luhur merupakan kegiatan akbar tahunan yang diwujudkan oleh Budiluhur TV. Festival Dokumenter Budi Luhur 2016 mengusung tema “Kearifan Lokal”, dengan rangkaian kegiatan: Call for Article, Call for Documentary, Workshop, Roadshow, Screening & Diskusi dan diakhiri dengan malam penghargaan (Awarding Night). ”
Pada tahun sebelum nya Festival Dokumenter Budi Luhur mengundang 3 juri untuk menilai hasil karya documenter dari para peserta.
"Tetapi di tahun ini, Festival Dokumenter Budi Luhur mengundang 5 juri sekaligus untuk melakukan penilaian kepada film film yang akan dilombakan diantarnya, Priadi Soefjanto (Praktisi Fotografi), Djarot Suprajitno (Produser Rajawali TV ), Dandy Dwi Laksono (WatchDoc), IGP Wiranegara (Juri Eagle Awards), Gerzon Ayawaila (IKJ), Naratama Rukmananda (VOA Amerika)," jelas Iqbal Naufal.
Salah satu juri FDBL 2016 Priadi Soefjanto, memberikan makna dan arti dari tema pada tahun ini yaitu “Kearifan Lokal”.
“Teman-teman panitia dan teman-teman di Budi Luhur ingin memanfaatkan media Dokumenter untuk mengangkat tema-tema yang menjadi sebuah penyimpan potensi untuk masa depan Indonesia. Dimana kita bisa mencari sesuatu yang terjadi di sekitar kita, unik, berbeda dengan yang lain, tapi di dalam nya harus ada nilai-nilai kebijakanaan. Yang penting adalah kalau ini dibuat olej local geniusis maka usahakann cari yang tertanam diikuti oleh sekelompok orang. Nilai nilai dalam tema seperti ini kebijakan kearifan dan nilai niali baik dya menjadi besar karena masyarakat mengikuti, itu yang dicari," jelasnya.
Juri FDBL 2016 lainnya, Djarot Suprayitno juga sedikit mengupas alasan mengapa pada tahun ini mengangkat tema Kearifan Lokal.
“Sangat tepat apabila FDBL tahun ini mengangkat tema Kerifan Lokal.setiap tahun kampus ini membuka kesempatan masyarakat untuk terlibat unutuk membuktikan bahwa masyarakatt kita layak untuk kita hormati. Maka bersama ini kami Budiluhur.TV, Konsentrasi Broadcast Journalism dan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur mempersembahkan Festival Dokumenter Budi Luhur 2016," ujarnya.