lulusan SMA/SMK harus ‎dipikirkan bersama

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta agar SMA/SMK turut bertanggung jawab, ‎terhadap siswa-siswanya yang telah lulus sekolah.
Karena itu, Anas meminta pada sekolah agar menganalisis sejak dini siswa-siswanya yang akan menuju jenjang kelulusan.

"Siswa yang mau lulus sekolah dianilisis. Dia nantinya bisa melanjutkan kuliah atau tidak. Mereka yang tidak bisa kuliah, ini menjadi tugas kita bersama untuk menyelesaikannya," kata Anas.
Anas mengatakan, permasalahan pendidikan anak harus diselesaikan bersama. Tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah saja.
Karena itu, Anas meminta sejak dini sekolah harus memiliki data, bagaimana kelanjutan siswa-siswanya.
Pihak sekolah bisa memanggil orangtua murid, untuk dianalisis bersama sebelum anak tersebut lulus sekolah.
Apa yang menjadi permasalahan anak diselesaikan bersama. Dicarikan solusinya, agar anak tersebut setelah lulus sekolah tahu apa yang harus dilakukan.
"Baru kalau sudah kesulitan menemukan solusinya, libatkan pemerintah," kata Anas.
Mantan anggota DPR RI tersebut mengatakan, lulusan SMA/SMK harus ‎dipikirkan bersama.
Ini karena menurut Anas, sekolah dan yayasan juga punya kewajiban moral untuk ‎membantu anak menghadapi tantangan masa depan.

"Sekolah dan yayasan bisa mengumpulkan orangtua/wali murid, untuk membahas kemajuan anak masing-masing," kata Anas.
Permasalahan anak tidak hanya terjadi di sekolah dan di rumah saja. Namun permasalahan juga banyak terjadi dari jarak antara rumah dan sekolah. Sehingga tiap guru atau pembimbing punya data perkembangan anak didiknya.

Berdasarkan data, di Banyuwangi tiap tahunnya terdapat 5.500 lulusan SMA, dan 8900 lulusan SMK. Belum lagi anak Banyuwangi yang sekolah di luar Banyuwangi.
Dari jumlah tersebut, berapa anak yang melanjutkan kuliah dan tidak. Itu yang harus dipikirkan bersama. Apalagi jumlah lapangan pekerjaan, tidak mampu menampung semua lulusan yang ada.
"Harus ada strategi-strategi baru untuk mengatasi hal itu. Di sini peran sekolah dan orangtua. Biasanya mereka ini manjur," kata Anas.
Untuk mengoptimalkan lulusan terutama SMK, Pemkab Banyuwangi telah mengolaborasikan SMK, Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) kreatif, perbankan berbasis pada ekonomi kreatif kerakyatan.
Di program ini yang menjadi eksekutor adalah anak-anak SMK. Ini menjadi jembatan antara dunia kelas dan dunia kerja.
Program ini mengintegrasikan SKPD terkait dengan SMK. Setiap SKPD memiliki pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidangnya.

see in English
Banyuwangi regent Abdullah Azwar Anas asked for SMA / SMK partly responsible, to her students who have graduated from school.
Therefore, Anas ask the school early in order to analyze their students that will lead to graduation level.
"Students who want to graduate school dianilisis. He can later go to college or not. Those who do not go to college, this is our task together to resolve it," said Anas.
Anas said the children's education problems must be solved together. It can not only be imposed on the government alone.
Therefore, Anas asked for early school must have the data, how the continuation of their students.
The school could call the parents, to be analyzed together before the children leave school.
What are the issues being resolved together. Look for a solution, so that the child after school know what to do.
"Only if you have had trouble finding a solution, involve the government," said Anas.
Former member of Parliament, said graduate SMA / SMK should be considered together.
This is because, according to Anas, schools and foundations also have a moral obligation to help the child face the challenges of the future.
"Schools and foundations can collect parents / guardians to discuss each child's progress," said Anas.
The problem of children not only in schools and at home. But the problems are also present on the distance between home and school. So that each teacher or counselor has protege development data.
Based on the data, in Banyuwangi each year there are 5,500 high school graduates, and 8900 vocational graduates. Not to mention the children outside the school Banyuwangi Banyuwangi.
Of these, how many children go to college and not. It should be considered together. Moreover, the number of jobs, are not able to accommodate all the graduates there.
"There should be new strategies to cope with it. Here the role of the school and parents. Usually they have worked," said Anas.
To optimize the graduates especially vocational, Banyuwangi regency has mengolaborasikan SMK, Small Medium and Micro Enterprises (SMEs) creative, based banking on people's creative economy.
In this program who becomes the executor are children SMK. This is a bridge between the classroom and the workplace.
The program integrates SKPD related to CMS. Every SKPD have training in accordance with the field.