memperdayakan batik tulis

To help people who have difficulty in finding a job or open a business, community empowerment rated seems appropriate steps.
One of them is done in the Flats Marunda, Cilincing, North Jakarta.

Here a series of activities are always carried out such conduct activities include batik crafts, making salted eggs, sewing, soap making and activities lainnya.Kasubbag TU Marunda Flat, Pure Sian said that this activity is intended for all citizens in the Flats Marunda.
Its main objective as the empowerment of local people, and as an encouragement for people to develop their skills to earn their livelihood.
"We're here to encourage people to be able to earn a livelihood, because the people here are less educational background to work in a company, so that we have put this kind of activity," he said when met by Warta Kota, Friday (23/12).
In the past this activity was already done but due to marketing constraints many residents who eventually lazy, but now there are several companies that will take handicrafts made by citizens.
"Now many are participating, they are also a lot of enthusiasm," he said.
According pure besides there are several companies that are interested in the work of crafts are made, they also sell their products in the media online.katanya.
But according Pure Marunda batik does have special attention, batik Marunda later pursued in order to grow even more, and makes Marunda into a tourist attraction.
Because there is currently any gallery to put the craft made by citizens, will be pursued next year can be made as a craft gallery this.
"The plan is we're building, but it still needs a process, easy easy by next year," he said.
Monitoring the Warta Kota site occupies nine blocks Marunda Flat ground floor, it seems some mothers are doing batik activities.
Until now batik is still a craft that is often done by the citizens of flats Marunda.
According Muiy (29) coordinator Marunda Flat batik, he said that the residents who participated in the program batik collaboration with the National Crafts Council (Dekranas) totaling 20 people, the amount assessed by because some time ago nearly 50 people.
"Now it's just 20 people, so maybe they've got a job, so they do not mengikutin batik program," he said.
When this type of batik Marunda made by citizens towers Marunda like Batik lady eating betel, flamboyant, teleng.
In addition to studying batik kedepanya, residents Marunda towers will be taught to make batik.
"Kedapannya we will learn batik, now there just has not been our practice capnya," he said.
Membuatan batik process is quite long enough, in the process a kind of batik can take up to ten days.
According Muiy, residents of towers Marunda simply making process, so as to later marketing of the Dekranas.
"We just made it, for later sale of Dekranas," he said.
Efforts are being made to promote batik Marunda, according muiy always promoted during the exhibition.
"We also participate in the exhibition, so we batik exhibition, a show is already on Dekranas which included, we just set up," he said.
He expects that will be created a workshop and gallery, and later pembelajarin process can be more broadly, so that citizens can participate Marunda towers.
"Later he will be creating bigger workshop and gallery, we will also do sosislisasi that residents who did not have a job and be able iku," he said. (Joko Supriyanto)

see in indonesia

Untuk membantu warga yang mengalami kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan maupun membuka usaha, sepertinya pemberdayaan masyarakat dinilai langkah yang tepat.
Salah satunya yang dilakukan di Rumah Susun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Disini rangkaian kegiatan selalu dilakukan seperti mengadakan kegiatan kerajinan tangan antara lain Membatik, membuat telur asin, menjahit, membuat sabun dan kegiatan lainnya.Kasubbag TU Rusun Marunda, Murni Sianturi mengatakan kegiatan ini diperuntukan untuk seluruh warga yang ada di Rumah Susun Marunda.
Tujuan utamanya sebagai pemberdayaan warga sekitar, dan sebagai dorongan untuk warga agar mengembangkan keahliannya untuk mendapatkan mata pencaharian.
"Kami disini lebih mendorong warga agar bisa mendapatkan mata pencaharian, karena memang warga disini latar belakang pendidikannya kurang untuk bekerja di sebuah perusahaan, sehingga itu kami adakan kegiatan seperti ini," katanya saat ditemui Warta Kota, Jumat (23/12).
Dahulu memang kegiatan ini sudah dilakukan namun karena kendala pemasaran banyak warga yang akhirnya malas, tapi saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang akan mengambil barang kerajinan yang dibuat oleh warga.
"Sekarang sudah banyak yang ikut serta, antusias mereka juga banyak," katanya.
Menurut murni selain ada beberapa perusahan yang berminat dengan hasil karya kerajinan yang dibuat, mereka juga menjual produknya di media online.katanya.
Namun menurut Murni batik Marunda memang memiliki perhatian khusus, nantinya batik marunda diupayakan agar bisa lebih berkembang lagi, serta menjadikan kawasan marunda menjadi objek wisata.
Karena saat ini belum adanya gallery untuk menempatkan kerajinan yang dibuat oleh warga, nantinya diupayakan tahun depan bisa dibuatkan gallery sebagai tempat kerajinan ini.
"Rencananya memang akan kami bangun, tapi itu masih butuh proses, mudah-mudah tahun depan sudah ada," katanya.
Pantauan Warta Kota di lokasi menempati Rusun Marunda blok sembilan lantai dasar, nampak beberapa ibu-ibu sedang melakukan kegiatan membatik.
Sampai saat ini batik tulis masih menjadi kerajinan yang sering dilakukan oleh warga Rusun Marunda.
Menurut Muiy (29) koordinator batik Rusun Marunda, ia mengatakan saat ini warga yang ikut dalam program membatik yang bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) berjumlah 20 orang, jumlah tersebut dinilai menurut karena beberapa waktu lalu hampir mencapai 50 orang.
"Sekarang tinggal 20 orang, ya mungkin mereka sudah dapat pekerjaan, jadi mereka tidak mengikutin program membatik ini," katanya.
Saat ini jenis batik Marunda yang dibuat oleh warga rusun marunda seperti Batik nona makan sirih, flamboyan, teleng.
Selain mempelajari batik tulis kedepanya, warga rusun marunda akan diajarkan membuat batik cap.
"Kedapannya kami akan belajar batik cap, sekarang sudah ada capnya cuma belum kita praktekan,"katanya.
Proses membuatan batik tulis ini tergolong cukup lama, dalam pengerjaannya satu jenis batik bisa memakan waktu hingga sepuluh hari.
Menurut Muiy, warga rusun marunda hanya melakukan proses pembuatan, sehingga untuk pemasaran nanti dari pihak Dekranas.
"Kami hanya buat saja, untuk penjualan nanti dari dekranas," katanya.
Upaya yang dilakukan untuk mempromosikan batik marunda ini, menurut muiy selalu dipromosikan saat pameran.
"Kami juga sering ikut pameran, jadi batik ini kami pameran, ikut pameran ini sudah dari dekranas yang mengikut sertakan, kami hanya menyiapkan saja," katanya.
Harapan kedepan nanti akan dibuat tempat workshop serta gallery, dan nantinya proses pembelajarin ini bisa lebih luas lagi, sehingga warga rusun marunda bisa ikut serta.
"Nanti katanya akan dibuatkan workshop yang lebih besar lagi serta gallery, kami juga akan lakukan sosislisasi agar warga yang memang belum mempunyai pekerjaan bisa iku serta," katanya. (Joko Supriyanto)