teknologi informasi dan komunikasi bisa memberi manfaat bagi masyarakat desa

Mahasiswa perguruan Universitas Siliwangi menginisiasi keterbukaan masyarakat desa terhadap teknologi informasi dan komunikasi. Inisiasi dilakukan akibat minimnya sentuhan teknologi di masyarakat Desa Cikawaung Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya.

Salah satu mahasiswa yang di tunjuk menjadi Koordinator Desa, Lutfi Abdul Rozak mengungkapkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat seharus bisa diimbangi masyarakat baik di level perkotaan maupun pedesaan. Sebab, menurutnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi bisa memberi manfaat bagi masyarakat desa.

"Kami tidak ingin ada kesenjangan, sementara di kota begitu melek, tapi di daerah ini masih sangat minim. Semuanya harus bisa merasakan pemanfaataan teknologi ini," katanya, Jumat (13/1).

Ia menyebut pelatihan teknologi informasi dan komunikasi diberikan dari mulai tingkat anak-anak usia SD, remaja hingga dewasa, dan khususnya aparat desa. Tetapi mereka memperoleh pelatihan yang berbeda tergantung porsi dan keperluannya. Masing-masing kelompok usia pun mempunyai jadwal pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bisa berbeda -beda.

"Penekanan kami di sini bukan semata akses internet, tapi lebih kepada pemanfaataan komputer untuk membantu aktivitas. kami juga membuat aplikasi pengelola uang untuk desa, karena kita lihat masih serba manual," ujarnya.

Selain juga, ia berharap lewat pelatihan ini mampu melahirkan kader-kader penggiat IT. Diharapkan para kader ini bisa terus melanjutkan program pengenalan dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi pasca mahasiswa menyelesaikan KKN-nya.

"Di sini itu (Desa Cikawaung )yang sudah bisa menggunakan komputer baru sekitar dua puluh lebih orang saja se-Desa, sisanya hanya baru cukup pengenalan perangkat lunaknya, akan tetapi tidak bisa mengoperasikan," ucap mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika itu sebagai kordinator.

Sebagai wujud kontribusi nyata, para mahasiswa berencana membuat pangkalan data penduduk Desa Cikawung berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Pangkalan data itu juga akan memuat peta dusun.

"Permasalahan yang ada di masyarakat, memang terus coba kita gali dan berikan solusinya. Seperti data base desa yang masih ditulis tangan dalam buku, kita kira sangat tidak efektif, karena akan sulit untuk mencari dan memperbaharui. Sehingga dengan kita setting dalam aplikasi, bisa lebih efisien. Begitu juga peta desa yang sampai hari ini belum ada," jelasnya.