kendaraan listrik bakal terjadi apa bila listrik mati

Industri otomotif masih menunggu penandatangan peraturan tentang kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Di mana, Indonesia saat ini tengah menyosong era mobilitas tanpa emisi, salah satunya melalui kendaraan elektrik.

Karena bertenaga listrik, tentunya kendaraan ini membutuhkan sumber daya untuk menghidupkan baterai. Bagaimana jika listrik terjadi gangguan atau padam seperti saat ini. Ini tentu akan menjadi masalah. Banyak kendaraan mogok atau tidak bisa dikendarai karena tidak bisa mengisi daya (charging).

Namun, para produsen mobil telah memperhitungkannya. Terlebih, melihat infrastruktur di Indonesia yang belum lengkap dengan stasiun pengisian umum listrik. Sebab itu, mereka memilih mendatangkan kendaraan listrik hybrid dan plug-in hybrid (PHEV) terlebih dulu.

Direktur Marketing PT Toyota-Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy menjelaskan, kendaraan hybrid dinilai cocok digunakan di Indonesia menuju era mobil listrik. "Model ini merupakan gabungan antara mesin bensin konvensional dengan motor listrik, sehingga pengguna kendaran tidak perlu khawatir baterai habis," ujarnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Hal senada disampaikan Presiden Direktur PT Mitsubishi Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Naoya Nakamura. "Sebagai masa transisi memasuki era mobil listrik dan kesiapan infratruktur, kendaraan PHEV adalah model yang paling cocok dengan kondisi Indonesia saat ini. Kita mengawalinya sebagai yang pertama di Indonesia," katanya.

Sebagai plug-in hybrid, Outlander punya tiga mode pengoperasian bisa full listrik, listrik yang dibantu mesin bensin untuk isi ulang baterai, atau dua-duanya listrik dan bensin. "Jadi kalau mobil full listrik dengan kondisi Indonesia yang belum ada fasilitas fast charging, Outlander ideal untuk kondisi Indonesia saat ini," ujarnya.

Seperti diketahui, pemadaman listrik terjadi di beberapa wilayah Jabodetabek hingga Jawa Barat, Minggu (4/8/2019) siang. Beberapa kota yang mengalami mati listrik di antaranya Jakarta, Bekasi, Depok hingga Cirebon dan Bandung.

Menidaklanjuti gangguan tersebut, PLN memohon maaf atas terjadinya pemadaman listrik. “Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi. Saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa gardu induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan," ujar Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka dalam siaran persnya.

Dalam penjelasannya, pemadaman terjadi disebabkan gas turbin 1 sampai 6 Suralaya mengalami trip atau gangguan. Sementara gas turbin 7 saat ini dalam posisi mati (off). Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan.

Di wilayah Jabar, terjadinya gangguan pada transmisi SUTET 500 kV yang mengakibatkan padam area Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi dan Bogor.

“Sekali lagi kami mohon maaf dan pengertian seluruh pelanggan yang terdampak akibat gangguan ini. Kami berjanji akan melakukan dan mengerahkan upaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki sistem agar listrik kembali normal,” kata Made.


sumber inews